Sabtu, 17 Agustus 2013

SAMBUTAN MENDIKBUD PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-68 RI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Selamat Pagi, dan
Salam Sejahtera bagi kita semua.
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kita dapat memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-68 Negara kita, Republik Indonesia, yang sama-sama kita cintai dan banggakan dalam keadaan sehat wal afiat.
Dalam kesempatan ini, saya mengajak kepada para hadirin untuk mengenang jasa para pahlawan kusuma bangsa dan para pemimpin yang telah mendahului kita, seraya mendoakan, mudah-mudahan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ampunan dan kasih sayang serta menempatkannya di tempat yang mulia. Saya juga mengajak kepada kita semua untuk senantiasa memahami hakekat proklamasi kemerdekaan dan nilai-nilai yang telah dicontohkan oleh para pahlawan kemerdekaan.
Serta bagi kita semua, mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menganugerahkan taufik, hidayah dan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan guna mewujudkan cita-cita proklamasi, yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Hadirin yang Saya Hormati,
Kalau kita cermati keadaan beberapa negara sekarang ini, di belahan dunia, yang sedang dilanda kekacauan politik, keamanan dan ekonomi, kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat kerja keras dan kebersamaan kita semua, stabilitas politik dan kemanan tetap terjaga. Dengan demikian, kita bisa melaksanakan tugas-tugas pembangunan (termasuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia), sehingga ekonomi bisa tumbuh dengan baik, akhirnya kesejahteraan juga semakin meningkat.
Hasil pembangunan tersebut bisa kita lihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat, hal itu ditandai dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah: 7,93 th (2010), 7,94 th
(2011) dan 8,08 (2012) dan insya Allah akan mencapai lebih dari 8.25 (2014). Pendapatan per kapita pun juga terus membaik, mulai dari US$ 1.177 (2004) meningkat menjadi US$ 2.299 (2009) dan mencapai US$ 3.592 (2012) dan diperkirakan mencapai US$ 5000 (2014). Dengan
besaran pendapatan per kapita tersebut, kita dikelompokkan sebagai negara berpenghasilan menengah ( middle income). 
Meskipun, beberapa indikator telah menunjukkan peningkatan dan perbaikan, namun masih
banyak agenda yang harus kita rampungkan, antara lain adalah dari aspek pemerataan yang berkeadilan dan kemampuan kita untuk terus meningkatkan IPM tersebut.
Tentu, kita ingin terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan kita, agar pada tahun 2045, pada saat 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia menjadi negara maju yang berperadaban tinggi. Dengan potensi, pengalaman dan kesempatan yang kita miliki, Insya Allah, kita bisa menghantarkan Indonesia menjadi negara maju, adil dan makmur, sebagaimana cita-cita proklamasi.
Hadirin yang saya hormati
Belajar dari pengalaman beberapa negara yang berpenghasilan menengah, ternyata tidak semua mampu berubah menjadi negara maju, yang berpenghasilan tinggi. Dia terjebak hanya sebagai negara yang berpenghasilan menengah ( middle income trap ). Untuk itu, apa yang harus kita lakukan? Salah satu di antaranya adalah, kita harus melakukan pergeseran orientasi dari pertumbuhan ekonomi yang berbasis sumberdaya alam ke kualitas sumberdaya manusia yang kreatif, inovatif dan mampu berpikir orde tinggi. Disinilah mengapa, akses ke pendidikan
yang kualitas dan berkeadilan menjadi penting dan strategis.
Pendidikan Menengah Universal yang dimulai tahun pelajaran 2013/2014, perluasan akses ke jenjang pendidikan tinggi dan beberapa kebijakan afirmasi seperti beasiswa Bidikmisi, dimaksudkan untuk memperkuat kualitas SDM yang lebih berkeadilan. Kurikulum 2013, dimaksudkan untuk menyiapkan manusia Indonesia yang kreatif, inovatif dan mampu berpikir orde tinggi. Namun, kita pun juga harus menyadari bahwa Indonesia ini dibangun di atas kontruksi masyarakat majemuk.
Untuk itu, melalui dunia pendidikan, kita harus secara terus menerus menyemai benih toleransi, kesantunan, saling menghargai dan saling menghormati. Hal ini penting untuk kita tegaskan kembali, karena kemajemukan disamping sebagai anugerah juga harus dikelola dengan baik. Kalau tidak, maka kemajemukan tersebut bisa berpotensi menjadi sumber konflik yang bisa bermuara pada kesatuan bangsa. Kurikulum 2013 juga dirancang untuk memperkuat prinsip kemajemukan sebagai realitas sosial bagi bangsa Indonesia.
Hadirin yang Berbahagia,
Akhirnya, saya ingin menyampaikan Dirgahayu Indonesia yang ke-68, Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melipat gandakan karunia-Nya, memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita semua, sehingga kita bisa menunaikan cita-cita proklamasi. Amien. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
JAKARTA, 17 AGUSTUS 2013
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
MOHAMMAD NUH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar